Kamis, 28 November 2013

Cerita tentang marga Silitonga dan Sianipar

Sejarah ni Silitonga dohot Sianipar ( versi ni marga Silitonga )

Pada jaman dulu, tinggallah Tuan Dibangarna di Toba Holbung, anak ketiga dari Raja Sibagot ni Pohan. Pada saat Tuan Dibangarna mempunyai 3 anak laki-laki yang bernama Raja Panjaitan, Raja Silitonga dan Raja Siagian maka Tuan Dibangarna minta ijin untuk pergi ke daerah lain untuk mencari ilmu (ini adalah kebiasaan orang Batak pada jaman dulu). Karena ayah mereka tidak pulang dalam waktu yang lama maka ketiga anaknya tersebut berunding untuk membagi harta warisan ayah mereka.


Namun, setelah beberapa tahun, Tuan Dibangarna kembali. Dia tidak sendirian namun membawa seorang anak yang bernama Sianipar. Tuan Dibangarna mengatakan bahwa Sianipar ini adalah anaknya. Setelah sekian lama Sianipar meminta warisan dari ayahnya, namun dia disuruh untuk meminta kepada abang-abangnya. Maka Sianipar mendatangi Raja Panjaitan dan meminta warisan darinya. Raja Panjaitan menolak permintaan Sianipar. Kemudian dia mendatangi Raja Siagian, namun sama seperti sebelumnya, permintaan Sianipar ini ditolak Raja Siagian. Begitu sedihnya Sianipar karena abang-abangnya tidak mau berbagi warisan.

Ketika Raja Silitonga melihat kesedihan Sianipar maka diapun bertanya mengapa wajahnya begitu sedih. Kemudian Sianipar menceritakan kesedihannya kepada Raja Silitonga. Dan dengan besar hati Raja Silitonga berkata kepada Sianipar,
“Janganlah kamu bersedih, semua warisan yang kuterima akan kuberikan kepadamu dan menjadi warisanmu”.

Karena semua warisan Raja Silitonga sudah diberikan kepada Sianipar, maka iapun pergi mencari daerah untuk dijadikan perkampungannya. Dan akhirnya dia sampai ke daerah Sipahutar.  Raja Silitonga akhirnya berdiam di Sipahutar.

Itulah sebabnya tidak ada tanah marga Silitonga di Toba Holbung namun ada di Sipahutar.


Catatan : diatas adalah cerita dari mulut ke mulut versi dari marga silitonga, untuk kebenarannya tidak diketahui dengan pasti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar